Judul : Angels and Demons
Terjemahan
: Malaikat dan Iblis
Pengarang
: Dan Brown
Penerjemah
: Isma B.Koesalamwardi
Penerbit
: Serambi
Tebal
: 656 halaman
Diterbitkan
pertama kali : Februari 2005
Buku
Malaikat dan Iblis adalah sebuah adonan lengkap dari bahan sains, sejarah,
agama, filosofi, seni dan budaya yang diolah ke dalam Loyang fiksi yang
memikat. Dan Brown lah ‘master chef’-nya novel ini hingga membuat addicted setiap pembacanya. Bukan
sekedar cerita fiksi, ia benar-benar mengolah dengan cerdas dan cermat ceritanya
hingga sulit bagi pembaca membedakan mana fakta dan mana fiksi dalam novelnya
ini.
Buku
ini merupakan petualangan kedua Robert Langdon, sang professor ahli simbologi
yang diciptakan Dan Brown. Sebelumnya, The Da Vinci Code berhasil menggemparkan
dunia tapi sempat dilarang penerbitannya di Indonesia entah karena apa.
Petualangan kedua Langdon ini juga tidak kalah menggemparkan. Sesuai judulnya,
ia memikat juga menusuk seperti Malaikat dan Iblis, sebuah dualisme mata pisau
atau koin yang selalu memberi sisi dalam segala hal. Mengherankannya lagi,
novel yang menghabiskan 656 halaman ini hanya menceritakan satu hari
petualangan Langdon di Vattikan. Betapa detail dan serunya petualangan tersebut.
Kali
ini, saya ingin menceritakan secara ringkas novel ini karena ceritanyalah
kekuatan dari buku ini. Saya ingin membagi keterkesanan dan kekaguman yang saya
dapat kepada teman-teman. Semoga memberi hiburan, inspirasi juga filosofi.
Kisahnya
berawal dari sang tokoh utama, Robert Langdon mendapat telpon dini hari yang
mengganggu tidurnya. Mendadak, ia diminta memecahkan kasus pembunuhan. Benar-benar
di luar bidangnya. Namun, ia merasa diikat masuk ke dalam kasus ini ketika
sebuah simbol dikirimkan melalui faksimile sebagai barang bukti. Langdon pun
tanpa persiapan meluncur ke Swiss tempat pembunuhan terjadi, tepatnya di CERN,
sebuah puusat penelitian fisika. Yang terbunuh ternyata seorang ilmuan bernama
Leonardo Vetra penemu Anti-Materi, sebuah partikel kasat mata yang juga disebut
Partikel Tuhan.
Sesampainya
di sana, ia dan kepala CERN benar-benar terkejut melihat cap besi panas yang
melekat di dada korban. Itu adalah sebuah simbol kelompok rahasia kuno yang
mustahil masih ada sampai sekarang. Namanya illuminati. Permasalahan semakin
menjerat ketika mereka juga tahu bahwa tabung Anti-Materi dan isinya hilang.
Jika tidak di-charge, kurang dari 24 jam benda itu akan meledak dengan kekuatan
melebihi bom atom.
Semua
panik, tak terkecuali Langdon. Ketika itu pula, Langdon mendapat telpon
langsung dari sang pencuri. Mereka diberitahu bahwa
anti-materi itu telah dibawa ke Vatikan. Robert yang cuma ahli simbologi biasa itu
pun pergi ke kota suci umat Katolik bersama Vittoria yang tidak lain adalah
anak Leonardo, sang ilmuwan.
Kasus
ini semakin menemukan titik terang sekaligus titik kelabu saat Langdon dan
Vittoria sampai di Vattikan. Belum habis perkara mengenai bom Anti-Materi yang
tidak diketahui tersimpan di mana, Kota suci yang sangat kecil itu lagi-lagi
mendapat tragedi, Paus mereka meninggal karena struk. Amat mengejutkan mengingat
tanpa gejala apa-apa sebelumnya. Saat itu juga, diadakan rapat mendadak.
Dipilihlah Camerlengo, anak angkat almarhum menjadi kepala rumah tangga paus
hingga Paus yang baru dinobatkannya. Dalam beberapa jam, pemilihan Paus akan
diadakan. Sudah ada empat kandidat yang terpilih.
Seakan
tidak diberikan bernafas lega, keempat kandidat tadi menghilang secara
misterius. Mereka diculik oleh seorang yang menyebut dirinya “Hassassinh”. Ia memberitahu
Langdon lewat telpon bahwa dia adalah utusan Janus, sang ketua
untuk merayakan kembalinya kekuasaan kelompok Illuminati dan runtuhnya kejayaan
Gereja. Hassassinh
pun menyampaikan bahwa keempat kandidat itu akan dibunuh di empat gereja
illuminati dalam rentang waktu yang berbeda. Langdon dan Vittoria memutar otak
memecahkan permasalahan ini. Hanya merekalah harapannya. Hanya Langdon yang
seharusnya bisa menguak yang mana gereja illuminati yang akan dijadikan tempat
pembunuhan. Ia pun harus berpikir keras gereja yang mana yang harus ia datangi
lebih dulu mengingat sekian banyaknya gereja yang ada di Roma.
Satu
kandidat mati setiap jam, dari jam 8, 9, 10 dan 11. Kemudian, tabung
Anti-Materi itu akan meledak tengah malam. Tidak bisa dibayangkan, seberepa
cepat Langdon harus memecahkan kepingan-kepingan simbol untuk mengetahui
keempat gereja itu dan tempat Anti-Materi itu tersembunyi.
Setelah sekian jam pencarian, Langdon
akhirnya mendapat petunjuk tentang lokasi keempat kandidat yang akan dibunuh
setelah menyadari bahwa Galileo Galilei, seorang astronom dan ilmuwan terkemuka
yang terkenal dengan kontroversinya pada Gereja, adalah salah satu penggagas
kelompok Illuminati. Setelah pergi ke ruang arsip Vatikan, dan membaca
Diagramma karya Galileo, ditemukanlah puisi yang menjadi petunjuk Robert dan
Vittoria untuk mencegah Hasassins melakukan niat jahatnya. Keduanya harus berpacu
dengan waktu, sementara anti-materi yang menjadi masalah utama terus berjalan menuju
detik-detik kehancuran Vatikan.
Penyelamatan
yang pertama gagal total karena Langdon terlambat memecahkan simbol dan puisi
itu. Ia pun harus rela melihat satu kandidat mati setengah terkubur dengan mulut
dipenuhi tanah dan dada bercap ambigram Earth
(bumi). Penyelamatan yang kedua, Langdon berhasil menemukan tempatnya lebih
cepat. Sayang, kerumunan orang ditempat itu mempersulitnya. Alhasil, Kandidat
kedua gagal diselamatkan. Ia tergelatak ditengah kerumunan dengan dada yang
telah tercap ambigram Air (udara).
Begitu juga dengan yang ketiga, Langdon dan pihak berwajib yang membantu
lagi-lagi gagal ketika melihat sang kandidat tergantung hidup-hidup di atas api
dengan dada yang telah tercap ambigram Fire
(api). Sebenarnya, mereka punya kesempatan menyelamatkannya. Akan tetapi,
Assassinh menampakan diri dan menggagalkan usaha evakuasi.
Pada
penyelamatan yang terakhir, Langdon selangkah lebih cepat karena telah
menyadari pola musuhnya. Keempat lokasi pembunuhan ternyata membentuk lambang salib.
Langdon pun berhasil menerka lokasi yang terakhir dan berada lebih dulu. Namun,
tak terduga, sebuah van berhenti dan melempar satu kandidat ke dalam kolam
hidup-hidup dengan tubuh terkunci beserta sebuah pemberat. Dadanya telah tercap
ambigram Water (air). Langdon kali
ini sendirian menolong sang korban. Tentu ia tidak bisa karena sang kandidat
terikat pada benda yang amat berat. Untunglah, pertolongan datang beberapa
detik sebelum nyawa kandidat meradang. Itulah satu-satunya kandidat yang
berhasil diselamatkan.
Setelah
semua usaha penyelamatan yang bisa dibilang hampir gagal itu, Langdon akhirnya
menguak markas rahasia Illuminati dan menemukan sang Assassinh di sana. Assassinh
memberi klu terakhir untuk menemukan akar dari semua ini. Assassinh sendiri
meledak dalam mobil setelah tugas-tugasnya selesai.
Dengan
cepat Langdon menuju kembali ke Vattikan karena sadar bahwa Camerlengo, kepala
rumah tangga paus mungkin akan menjadi target berikutnya. Ia dan para polisi
vattikan pun mendapati Camerlengo telah tercap symbol dua kunci bersilang yang
terbalik di dadanya. Langdon dan Camerlengo memecahkan simbol kunci itu sebagai
paus pertama, St. Peter yang disalib terbalik. Mereka pun ke gereja St. Peter
dan masuk ke bawahnya. Di sanalah Anti-Materi itu disimpan.
Waktu
tinggal sedikit, tak ada cara lain selain mengevakuasi setiap orang yang ada di
sekitar sana. Tetapi, Camerlengo memilih lain. Ia mengambil tabung itu, berlari
melintasi Vatikan dan membawanya terbang menggunakan Helikopter. Langdon tidak
membiarkan ia sendirian. Ia pun ikut terbang. Dari sanalah semuanya terkuak
ketika Camerlengo memperdebatkan ilmu pengetahuan dan agama dengan Langdon. Ternyata
semua adalah rencana Camerlengo, anak angkat paus sendiri. Ia lah yang membunuh
ayah angkatnya. Ia lah yang menghidupkan illuminati kembali dengan lambang
ambigramnya, pencurian Anti-materi dan scenario pembunuhannya. Ia pula lah yang
menyusun rencana penyelamatan dahsyat ini. Semua adalah skenarionya. Langdon
sendiri sebetulnya diundang masuk sebagai penerjemah rencananya kepada semua
pihak karena ia saja yang paham dengan simbol-simbol kuno seperti illuminati.
Ternyata,
semua berawal dari perdebatan Camerlengo dengan ayah angkatnya. Ayah angkatnya
amat mendukung ilmu pengetahuan dan berencana menerima penemuan Anti-Materi
atau materi Tuhan sebagai sebuah jalan bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak
terpisahkan. Camerlengo sangat menentangnya. Ia sama seperti Gereja-gereja di
masa lalu yang amat menentang ilmu pengetahuan karena melampaui Tuhan mereka. Apalagi,
ia mendengar bahwa ayah angkatnya sangat setuju dengan adanya cloning.
Camerlengo tentu meradang. Dari sanalah Camerlengo merencanakan semuanya,
membuat sebuah scenario apik agar manusia menyadari kebesaran Tuhan, bukannya
ilmu pengetahuan. Ia ingin membuat orang menomorsatukan apa yang telah
dipercayai agama dan menomorduakan apa yang telah ditemukan ilmu pengetahuan.
Camerlengo
dan Langdon akhirnya menyelamatkan diri masing-masing ketika satu menit sebelum
bom meledak. Menurut orang-orang, Benar-benar sebuah perjuangan yang tak
sia-sia ketika helicopter itu meledak dahsyat di langit Vatikan. Tidak sampai
di sana, semua orang tersentak ketika Camerlengo berhasil selamat turun. Semua
pun mulai berdebat. Semua masyarakat memilih Camerlengo sebagai Paus walaupun
banyak persyaratan yang tidak mengizinkannya. Para pastor pun mulai berdiskusi
dan merasa bahwa Camerlengo adalah kehendak Tuhan dan pilihan Tuhan. Namun,
sebelum terlambat, Robert Langdon, sang ahli simbologi berhasil mengungkap
semua rencana Camerlengo.
Camerlengo
pada akhirnya terkejut sendiri ketika ia diberitahu kenapa ayah angkatnya amat
menyetujui penemuan kloning. Ternyata kloning telah membantu sang paus. Sebelum
ia dinobatkan, sang Paus sempat memiliki hubungan dengan seorang biarawati. Untuk
menjaga agar mereka tidak melanggar ajaran, mereka memutuskan kloning sebagai
jalan untuk memiliki anak. Anak hasil kloning itu sendiri tidak lain adalah
Camerlengo. Informasi itu membuat Camerlengo merasa bersalah bukan main. Ia pun
membakar dirinya.
Akhir
novel ini benar-benar mengejutkan dan membuat saya merenung dan terperangah
sendiri. Karena itulah saya ingin menceritakannya untuk anda. Betapa
terpukaunya saya ketika mengetahui bahwa seorang anak yang dilahirkan dari
hasil ilmu pengetahuan (kloning) malah menentang ilmu pengetahuan itu sendiri.
Bukankah
kisah novel ini mengajak kita mengingat sejarah gelap agama dan ilmu
pengetahuan? Itulah yang ingin direnungkan oleh Dan Brown kepada para pembaca.
Ia ingin mengingatkan kita bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak bisa saling
menginjak. Mereka harus berjalan berdampingan. Karena jika mereka berjalan
sendiri, kekacauan akan muncul. Lihat saja apa yang terjadi dengan penemuan
Anti-Materi dalam novel itu. Jika agama tidak masuk, maka ia akan menjadi
sumber malapetaka dunia. Namun, Jika agama kaku dan hanya percaya dengan apa
yang telah dipercayai sejak dulu, agama akan lumpuh dan berbalik menyesatkan.
Demikianlah, semua harus seimbang. Malaikat dan Iblis harus berimbang karena
malaikat adalah kelembutan dan iblis adalah kekuatan, karena malaikat adalah
kelemahan dan iblis adalah kekerasan. Camerlengo adalah representasi keduanya.
Ia ingin jadi malaikat bagi agama dan melakukannya dengan cara iblis.
Yang
menarik dari novel ini tentu adalah semua hal yang disinggung. Semuanya adalah
nyata, dan Dan Brown berhasil mengaitkannya menjadi rangkaian cerita yang
benar-benar menakjubkan. Penemuan Partikel Anti-Materi baru beberapa tahun yang
lalu walaupun bukan dengan nama yang sama. CERN memang benar-benar ada di
swiss. Illuminati adalah perkumpulan rahasia yang menentang kekuasaan agama di
jerman. Nama lengkapnya adalah Illuminati Bavaria. Galileo seperti yang kita
ketahui memang menentang gereja dengan penemuannya. Dalam novel ini, ia
dikatakan masuk kelompok illuminati, sebetulnya tidak. Ia hidup jauh lebih awal
dari illuminati terbentuk.
Sebagai
bahan renungan, saya ingin memberi beberapa kutipan percakapan yang amat
penting dalam novel ini untuk direnungkan.
Pertama,
datang dari Camerlengo yang berdebat dengan kepala Garda Swiss yang juga
berusaha mengungkap kasus itu. Camerlengo berkata, “Jika ilmu pengetahuan
mengklaim kekuatan penciptaan sebagai miliknya, apa yang tersisa untuk Tuhan?”
Kedua,
datang dari penasihat paus yang berpesan kepada Langdon. Ia berkata, “Agama
memiliki kelemahan. Itu karena manusianya memiliki kelemahan.”
Ketiga,
saya temukan dari percakapan Langdon. Ia suatu saat ditanya, “Apakah anda
mempercayai Tuhan?” Langdon pun menjawab, “Saya berusaha mempercayainya.”
Mudah-mudahan
ketiga kutipan dialog itu memberi kita pencerahan tentang kepercayaan kita dan
tentang pengetahuan kita. Semua berakar dari kita, lahir dari kita dan tercipta
setelah adanya kita.
Sebagai
penutup, saya ingin menunjukkan simbol ambigram itu seperti apa. Simbol-simbol
memang tidak ada dalam sejarah. Dalam novel ini, simbol-simbol ambigram dibuat
oleh seniman tipografi, john Langdon, teman ayah Dan Brown, sang pengarang yang
menginspirasi Dan Brown untuk menciptakan tokoh Robert Langdon. Ambigram adalah
seni tulisan yang bisa dibaca dari dua sisi (bolak-balik artinya tetap sama). Silakan
dibaca tulisan-tulisan di bawah ini dengan posisi tegak dan terbalik! Niscaya,
anda akan menemukan kata yang sama.
Oleh: Angga Nantha Wijaya