Bermain adalah Belajar
oleh
“Yan, mai
ngoyong malu, negak malu jeg meplayanang gen gae ne!” teriak Men Ketut kepada
anaknya yang berumur 4 tahun karena terlalu lama bermain di luar dengan
temannya. Mereka bermain dan meneliti
seekor kumbang koksi.
“Hehehe”
Bayu tertawa dan melanjutkan bermain dengan kumbang yang ada di rumput.
Men Ketut diam dan menunggu anaknya sampai selesai bermain.
Mari kita
renungkan cerita singkat dari Men Ketut tersebut. Kita sering menganggap anak
yang bermain itu tidak berguna dan hanya membuang-buang waktu. Kita lebih suka
melihat anak tidur siang atau diam di rumah sambil menulis atau membaca buku.
Kebiasaan yang kita anggap baik itu, sebenarnya tidaklah tepat jika anak kita
berumur 2 – 7 tahun. Anak-anak memerlukan bermain dan bermain adalah pekerjaan
mereka. Dalam permainan, anak-anak akan mengenal segala hal yang ada di
sekitarnya. Mulai dari tanah, pakaian, teman, pohon, dan lain sebagainya. Jadi,
dalam permainan anak terdapat pelajaran yang akan dipelajari dan diingat oleh
anak.
Apa tadi dialami dan diperkembangkan oleh anaknya Men Ketut
dan temannya? Mari kita menerangkan
maknanya pengalaman mereka berdua dengan kumbang-kumbang. Latihan motorik halus: meraba dan indra perasa (hati-hati jika dicubit keras kumbang
akan mati!) Proses menghitung (bintik-bintik, kaki-kaki,
2 sayap yang keras dan 2 sayap yang lembut dan panjang). Perkembangan
pengamatan, interaksi sosial
saling membantu dan saling mendengarkan,
percakapan tentang makanannya kumbang-kumbang, menunjuki rasa hormat kanak-kanak pada kehidupan yang diteliti.
Mari
simak cerita sekumpulan anak-anak PAUD yang sedang bermain Lego berikut ini.
Suatu pagi, anak-anak PAUD sudah datang dan berlari-larian menuju ke tempat
permainan. Beberapa anak menuju ke permainan ayunan dan ada yang bermain
perosotan. Beberapa anak memilih untuk mengambil Lego dan memainkannya. Lego
adalah permainan merakit balok-balok agar menjadi suatu bangunan. Anak-anak ini
sudah tahu bagaimana cara memainkan Lego dan mulai memainkannya
sendiri-sendiri. Ada yang membuat robot, kapal terbang, gedung dan mobil.
Beberapa saat kemudian, seorang anak berkata.
“Weh,
ngae gedung jani mih bareng-bareng!” kata anak yang bernama Dek Ti. “Mai nae mih!” sahut Rendi menimpali. “Tapi
pang tegeh mare yang nyak” jawab Mang Ari. “Nah nah!” jawab Dek Ti dan Rendi
hampir berbarengan.
Mereka
pun mulai mengambil semua Lego dan membangun gedung sampai gedung itu
benar-benar tinggi, setinggi mereka. Namun, gedung itu mulai goyang karena
terlalu tinggi.
“Adah
labuh ne jani!” teriak Mang Ari takut. “Gisiang tengah ne Mang, saya nyemakang
Lego ne buin pang sing labuh ye, engalin!” perintah Dek Ti sambil bergegas
mengambil beberapa Lego untuk menopang gedung itu. “Rendi beten ne gisi jani!”
Kata Dek Ti lagi dan seketika Rendi memegang bagian bawah gedung itu dengan
kedua tangannnya.
Sampai
akhirnya Dek Ti bisa menopang gedung itu dan jadilah gedung setinggi satu meter
buatan anak PAUD. Semua anak lain yang melihat hal itu tepuk tangan memberikan
penghargaan atas apa yang dibuat ketiga anak itu.
Sebenarnya,
dalam semua permainan anak pasti mempelajari sesuatu di dalamnya, sadar atau
tidak. Hendaknya kita mengerti itu dan
memberikan anak-anak keleluasaan dalam bermain karena dengan permainan kita
akan mengetahui bakat anak kita dalam bidang apa nantinya.
Mungkin
saja, pada saat
saya sedang bermain dengan batu balok Lego, jangan beranggapan saya bermain
saja! Karena saya belajar sambil bermain tentang bentuk-bentuk batu balok Lego
dan keseimbangan ! Siapa tahu kemudian hari saya bisa menjadi arsitek!
Pada saat
saya sedang bermain dengan boneka-boneka, bersalin pakaiannya, bermain
rumah-rumahan, jangan beranggapan saya bermain saja! Karena saya belajar sambil
bermain, saya sibuk sedang meng-kreasikan pakaian boneka-boneka, Siapa tahu
kemudian hari saya bisa menjadi tukang jahit, artis atau desainer!
Pada saat
saya duduk di kursi dan pura-pura sedang
'membaca' cerita pada para hadiran, jangan beranggapan saya bermain saja!
Karena saya belajar sambil bermain!
Siapa tahu kemudian hari saya bisa menjadi guru!
Pada saat
saya sedang mencari serangga-serangga di semak-semak, jangan beranggapan saya bermain saja! Karena
saya belajar sambil bermain! Siapa tahu
kemudian hari saya bisa menjadi ilmuwan biologi (ilmu alam)!
Pada saat
saya sedang sibuk dan terfokus membuat
teka-teki atau pasang bongkar, jangan beranggapan saya bermain saja! Karena
saya belajar sambil bermain dan sedang meningkat daya kemampuanku menyelesaikan
persoalan dan daya konsentrasiku! Siapa tahu kemudian hari saya bisa menjadi
guru matematika, bos bisnis!
Pada saat
saya sedang bermain dapur-dapuran dan pura-pura mencicip makanan, jangan
beranggapan saya bermain saja! Karena saya belajar sambil bermain! Saya sedang belajar mengikuti aturan resep
makanan dan membedakan cita-cita rasa . Siapa tahu kemudian hari saya bisa
menjadi tukang masak.
Pada saat
saya sedang belajar gerak badan (lompat dan lari) dan berolahraga, jangan beranggapan saya bermain saja! Karena
saya belajar sambil bermain! Saya sedang
belajar caranya badanku bekerja.! Siapa
tahu kemudian hari saya bisa menjadi
dokter, perawat, penari atau atlit!
Pada waktu
ibu dan bapak bertanya pada saya, "Apa dipelajari hari ini di sekolah?" Dan saya bersahut, "Bermain saja!", Jangan beranggapan saya bermain saja! Karena saya belajar sambil bermain! Saya
menikmati belajar dan sukses dalam pekerjaanku
“. Saya mempersiapkan diriku untuk masa depan di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar