Sabtu, 21 Mei 2016

Di Antara Malaikat dan Iblis Di Antara Ilmu Pengetahuan dan Agama

Judul                    : Angels and Demons
Terjemahan             : Malaikat dan Iblis 
Pengarang               : Dan Brown
Penerjemah             :  Isma B.Koesalamwardi
Penerbit                : Serambi
Tebal                    : 656 halaman
Diterbitkan pertama kali      : Februari 2005
Buku Malaikat dan Iblis adalah sebuah adonan lengkap dari bahan sains, sejarah, agama, filosofi, seni dan budaya yang diolah ke dalam Loyang fiksi yang memikat. Dan Brown lah ‘master chef’-nya novel ini hingga membuat addicted setiap pembacanya. Bukan sekedar cerita fiksi, ia benar-benar mengolah dengan cerdas dan cermat ceritanya hingga sulit bagi pembaca membedakan mana fakta dan mana fiksi dalam novelnya ini.
Buku ini merupakan petualangan kedua Robert Langdon, sang professor ahli simbologi yang diciptakan Dan Brown. Sebelumnya, The Da Vinci Code berhasil menggemparkan dunia tapi sempat dilarang penerbitannya di Indonesia entah karena apa. Petualangan kedua Langdon ini juga tidak kalah menggemparkan. Sesuai judulnya, ia memikat juga menusuk seperti Malaikat dan Iblis, sebuah dualisme mata pisau atau koin yang selalu memberi sisi dalam segala hal. Mengherankannya lagi, novel yang menghabiskan 656 halaman ini hanya menceritakan satu hari petualangan Langdon di Vattikan. Betapa detail dan serunya petualangan tersebut.
Kali ini, saya ingin menceritakan secara ringkas novel ini karena ceritanyalah kekuatan dari buku ini. Saya ingin membagi keterkesanan dan kekaguman yang saya dapat kepada teman-teman. Semoga memberi hiburan, inspirasi juga filosofi.
Kisahnya berawal dari sang tokoh utama, Robert Langdon mendapat telpon dini hari yang mengganggu tidurnya. Mendadak, ia diminta memecahkan kasus pembunuhan. Benar-benar di luar bidangnya. Namun, ia merasa diikat masuk ke dalam kasus ini ketika sebuah simbol dikirimkan melalui faksimile sebagai barang bukti. Langdon pun tanpa persiapan meluncur ke Swiss tempat pembunuhan terjadi, tepatnya di CERN, sebuah puusat penelitian fisika. Yang terbunuh ternyata seorang ilmuan bernama Leonardo Vetra penemu Anti-Materi, sebuah partikel kasat mata yang juga disebut Partikel Tuhan.
Sesampainya di sana, ia dan kepala CERN benar-benar terkejut melihat cap besi panas yang melekat di dada korban. Itu adalah sebuah simbol kelompok rahasia kuno yang mustahil masih ada sampai sekarang. Namanya illuminati. Permasalahan semakin menjerat ketika mereka juga tahu bahwa tabung Anti-Materi dan isinya hilang. Jika tidak di-charge, kurang dari 24 jam benda itu akan meledak dengan kekuatan melebihi bom atom.
Semua panik, tak terkecuali Langdon. Ketika itu pula, Langdon mendapat telpon langsung dari sang pencuri. Mereka diberitahu bahwa anti-materi itu telah dibawa ke Vatikan. Robert yang cuma ahli simbologi biasa itu pun pergi ke kota suci umat Katolik bersama Vittoria yang tidak lain adalah anak Leonardo, sang ilmuwan.
Kasus ini semakin menemukan titik terang sekaligus titik kelabu saat Langdon dan Vittoria sampai di Vattikan. Belum habis perkara mengenai bom Anti-Materi yang tidak diketahui tersimpan di mana, Kota suci yang sangat kecil itu lagi-lagi mendapat tragedi, Paus mereka meninggal karena struk. Amat mengejutkan mengingat tanpa gejala apa-apa sebelumnya. Saat itu juga, diadakan rapat mendadak. Dipilihlah Camerlengo, anak angkat almarhum menjadi kepala rumah tangga paus hingga Paus yang baru dinobatkannya. Dalam beberapa jam, pemilihan Paus akan diadakan. Sudah ada empat kandidat yang terpilih.
Seakan tidak diberikan bernafas lega, keempat kandidat tadi menghilang secara misterius. Mereka diculik oleh seorang yang menyebut dirinya “Hassassinh”. Ia memberitahu Langdon lewat telpon bahwa dia adalah utusan Janus, sang ketua untuk merayakan kembalinya kekuasaan kelompok Illuminati dan runtuhnya kejayaan Gereja. Hassassinh pun menyampaikan bahwa keempat kandidat itu akan dibunuh di empat gereja illuminati dalam rentang waktu yang berbeda. Langdon dan Vittoria memutar otak memecahkan permasalahan ini. Hanya merekalah harapannya. Hanya Langdon yang seharusnya bisa menguak yang mana gereja illuminati yang akan dijadikan tempat pembunuhan. Ia pun harus berpikir keras gereja yang mana yang harus ia datangi lebih dulu mengingat sekian banyaknya gereja yang ada di Roma.
Satu kandidat mati setiap jam, dari jam 8, 9, 10 dan 11. Kemudian, tabung Anti-Materi itu akan meledak tengah malam. Tidak bisa dibayangkan, seberepa cepat Langdon harus memecahkan kepingan-kepingan simbol untuk mengetahui keempat gereja itu dan tempat Anti-Materi itu tersembunyi.
Setelah sekian jam pencarian, Langdon akhirnya mendapat petunjuk tentang lokasi keempat kandidat yang akan dibunuh setelah menyadari bahwa Galileo Galilei, seorang astronom dan ilmuwan terkemuka yang terkenal dengan kontroversinya pada Gereja, adalah salah satu penggagas kelompok Illuminati. Setelah pergi ke ruang arsip Vatikan, dan membaca Diagramma karya Galileo, ditemukanlah puisi yang menjadi petunjuk Robert dan Vittoria untuk mencegah Hasassins melakukan niat jahatnya. Keduanya harus berpacu dengan waktu, sementara anti-materi yang menjadi masalah utama terus berjalan menuju detik-detik kehancuran Vatikan.
Penyelamatan yang pertama gagal total karena Langdon terlambat memecahkan simbol dan puisi itu. Ia pun harus rela melihat satu kandidat mati setengah terkubur dengan mulut dipenuhi tanah dan dada bercap ambigram Earth (bumi). Penyelamatan yang kedua, Langdon berhasil menemukan tempatnya lebih cepat. Sayang, kerumunan orang ditempat itu mempersulitnya. Alhasil, Kandidat kedua gagal diselamatkan. Ia tergelatak ditengah kerumunan dengan dada yang telah tercap ambigram Air (udara). Begitu juga dengan yang ketiga, Langdon dan pihak berwajib yang membantu lagi-lagi gagal ketika melihat sang kandidat tergantung hidup-hidup di atas api dengan dada yang telah tercap ambigram Fire (api). Sebenarnya, mereka punya kesempatan menyelamatkannya. Akan tetapi, Assassinh menampakan diri dan menggagalkan usaha evakuasi.
Pada penyelamatan yang terakhir, Langdon selangkah lebih cepat karena telah menyadari pola musuhnya. Keempat lokasi pembunuhan ternyata membentuk lambang salib. Langdon pun berhasil menerka lokasi yang terakhir dan berada lebih dulu. Namun, tak terduga, sebuah van berhenti dan melempar satu kandidat ke dalam kolam hidup-hidup dengan tubuh terkunci beserta sebuah pemberat. Dadanya telah tercap ambigram Water (air). Langdon kali ini sendirian menolong sang korban. Tentu ia tidak bisa karena sang kandidat terikat pada benda yang amat berat. Untunglah, pertolongan datang beberapa detik sebelum nyawa kandidat meradang. Itulah satu-satunya kandidat yang berhasil diselamatkan.
Setelah semua usaha penyelamatan yang bisa dibilang hampir gagal itu, Langdon akhirnya menguak markas rahasia Illuminati dan menemukan sang Assassinh di sana. Assassinh memberi klu terakhir untuk menemukan akar dari semua ini. Assassinh sendiri meledak dalam mobil setelah tugas-tugasnya selesai.
Dengan cepat Langdon menuju kembali ke Vattikan karena sadar bahwa Camerlengo, kepala rumah tangga paus mungkin akan menjadi target berikutnya. Ia dan para polisi vattikan pun mendapati Camerlengo telah tercap symbol dua kunci bersilang yang terbalik di dadanya. Langdon dan Camerlengo memecahkan simbol kunci itu sebagai paus pertama, St. Peter yang disalib terbalik. Mereka pun ke gereja St. Peter dan masuk ke bawahnya. Di sanalah Anti-Materi itu disimpan.
Waktu tinggal sedikit, tak ada cara lain selain mengevakuasi setiap orang yang ada di sekitar sana. Tetapi, Camerlengo memilih lain. Ia mengambil tabung itu, berlari melintasi Vatikan dan membawanya terbang menggunakan Helikopter. Langdon tidak membiarkan ia sendirian. Ia pun ikut terbang. Dari sanalah semuanya terkuak ketika Camerlengo memperdebatkan ilmu pengetahuan dan agama dengan Langdon. Ternyata semua adalah rencana Camerlengo, anak angkat paus sendiri. Ia lah yang membunuh ayah angkatnya. Ia lah yang menghidupkan illuminati kembali dengan lambang ambigramnya, pencurian Anti-materi dan scenario pembunuhannya. Ia pula lah yang menyusun rencana penyelamatan dahsyat ini. Semua adalah skenarionya. Langdon sendiri sebetulnya diundang masuk sebagai penerjemah rencananya kepada semua pihak karena ia saja yang paham dengan simbol-simbol kuno seperti illuminati.
Ternyata, semua berawal dari perdebatan Camerlengo dengan ayah angkatnya. Ayah angkatnya amat mendukung ilmu pengetahuan dan berencana menerima penemuan Anti-Materi atau materi Tuhan sebagai sebuah jalan bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak terpisahkan. Camerlengo sangat menentangnya. Ia sama seperti Gereja-gereja di masa lalu yang amat menentang ilmu pengetahuan karena melampaui Tuhan mereka. Apalagi, ia mendengar bahwa ayah angkatnya sangat setuju dengan adanya cloning. Camerlengo tentu meradang. Dari sanalah Camerlengo merencanakan semuanya, membuat sebuah scenario apik agar manusia menyadari kebesaran Tuhan, bukannya ilmu pengetahuan. Ia ingin membuat orang menomorsatukan apa yang telah dipercayai agama dan menomorduakan apa yang telah ditemukan ilmu pengetahuan.
Camerlengo dan Langdon akhirnya menyelamatkan diri masing-masing ketika satu menit sebelum bom meledak. Menurut orang-orang, Benar-benar sebuah perjuangan yang tak sia-sia ketika helicopter itu meledak dahsyat di langit Vatikan. Tidak sampai di sana, semua orang tersentak ketika Camerlengo berhasil selamat turun. Semua pun mulai berdebat. Semua masyarakat memilih Camerlengo sebagai Paus walaupun banyak persyaratan yang tidak mengizinkannya. Para pastor pun mulai berdiskusi dan merasa bahwa Camerlengo adalah kehendak Tuhan dan pilihan Tuhan. Namun, sebelum terlambat, Robert Langdon, sang ahli simbologi berhasil mengungkap semua rencana Camerlengo.
Camerlengo pada akhirnya terkejut sendiri ketika ia diberitahu kenapa ayah angkatnya amat menyetujui penemuan kloning. Ternyata kloning telah membantu sang paus. Sebelum ia dinobatkan, sang Paus sempat memiliki hubungan dengan seorang biarawati. Untuk menjaga agar mereka tidak melanggar ajaran, mereka memutuskan kloning sebagai jalan untuk memiliki anak. Anak hasil kloning itu sendiri tidak lain adalah Camerlengo. Informasi itu membuat Camerlengo merasa bersalah bukan main. Ia pun membakar dirinya.
Akhir novel ini benar-benar mengejutkan dan membuat saya merenung dan terperangah sendiri. Karena itulah saya ingin menceritakannya untuk anda. Betapa terpukaunya saya ketika mengetahui bahwa seorang anak yang dilahirkan dari hasil ilmu pengetahuan (kloning) malah menentang ilmu pengetahuan itu sendiri.
Bukankah kisah novel ini mengajak kita mengingat sejarah gelap agama dan ilmu pengetahuan? Itulah yang ingin direnungkan oleh Dan Brown kepada para pembaca. Ia ingin mengingatkan kita bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak bisa saling menginjak. Mereka harus berjalan berdampingan. Karena jika mereka berjalan sendiri, kekacauan akan muncul. Lihat saja apa yang terjadi dengan penemuan Anti-Materi dalam novel itu. Jika agama tidak masuk, maka ia akan menjadi sumber malapetaka dunia. Namun, Jika agama kaku dan hanya percaya dengan apa yang telah dipercayai sejak dulu, agama akan lumpuh dan berbalik menyesatkan. Demikianlah, semua harus seimbang. Malaikat dan Iblis harus berimbang karena malaikat adalah kelembutan dan iblis adalah kekuatan, karena malaikat adalah kelemahan dan iblis adalah kekerasan. Camerlengo adalah representasi keduanya. Ia ingin jadi malaikat bagi agama dan melakukannya dengan cara iblis.
Yang menarik dari novel ini tentu adalah semua hal yang disinggung. Semuanya adalah nyata, dan Dan Brown berhasil mengaitkannya menjadi rangkaian cerita yang benar-benar menakjubkan. Penemuan Partikel Anti-Materi baru beberapa tahun yang lalu walaupun bukan dengan nama yang sama. CERN memang benar-benar ada di swiss. Illuminati adalah perkumpulan rahasia yang menentang kekuasaan agama di jerman. Nama lengkapnya adalah Illuminati Bavaria. Galileo seperti yang kita ketahui memang menentang gereja dengan penemuannya. Dalam novel ini, ia dikatakan masuk kelompok illuminati, sebetulnya tidak. Ia hidup jauh lebih awal dari illuminati terbentuk.
Sebagai bahan renungan, saya ingin memberi beberapa kutipan percakapan yang amat penting dalam novel ini untuk direnungkan.
Pertama, datang dari Camerlengo yang berdebat dengan kepala Garda Swiss yang juga berusaha mengungkap kasus itu. Camerlengo berkata, “Jika ilmu pengetahuan mengklaim kekuatan penciptaan sebagai miliknya, apa yang tersisa untuk Tuhan?”
Kedua, datang dari penasihat paus yang berpesan kepada Langdon. Ia berkata, “Agama memiliki kelemahan. Itu karena manusianya memiliki kelemahan.”
Ketiga, saya temukan dari percakapan Langdon. Ia suatu saat ditanya, “Apakah anda mempercayai Tuhan?” Langdon pun menjawab, “Saya berusaha mempercayainya.”
Mudah-mudahan ketiga kutipan dialog itu memberi kita pencerahan tentang kepercayaan kita dan tentang pengetahuan kita. Semua berakar dari kita, lahir dari kita dan tercipta setelah adanya kita.
Sebagai penutup, saya ingin menunjukkan simbol ambigram itu seperti apa. Simbol-simbol memang tidak ada dalam sejarah. Dalam novel ini, simbol-simbol ambigram dibuat oleh seniman tipografi, john Langdon, teman ayah Dan Brown, sang pengarang yang menginspirasi Dan Brown untuk menciptakan tokoh Robert Langdon. Ambigram adalah seni tulisan yang bisa dibaca dari dua sisi (bolak-balik artinya tetap sama). Silakan dibaca tulisan-tulisan di bawah ini dengan posisi tegak dan terbalik! Niscaya, anda akan menemukan kata yang sama.
Oleh: Angga Nantha Wijaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar