Saya mencoba menulis sesuatu yang sudah kita alami bersama. Akan tetapi, mungkin kamu yang belum
mengalami bisa lebih waspada dan siap menghadapi ini! Saya hanya ingin kita
semua sadar, "Apa sebenarnya telah terjadi dalam kehidupan ini?"
Kamu
pernah tertawa, sedih, marah, benci, kecewa, dan merasakan kebahagiaan. Semua
orang mengalami ini. Pernahkah kalian berpikir bahwa itu terjadi karena orang
lain? Coba kamu bayangkan ketika kamu hidup sendiri di dunia ini; tidak ada
yang membuat kita tertawa, tidak ada yang membuat kita sedih, tidak ada yang
bisa membuat kita marah, benci, iri, kecewa, dan juga sebaliknya tidak ada yang
membuat kita bahagia! Cobalah lihat dirimu saat berada dalam satu keluarga!
Jelas sekali semua terjadi karena ada suatu interaksi hubungan. Pada intinya, kita tidak bisa terlepas dari orang lain, walaupun kita berbeda dari fisik,
karakter, dan keadaan, tetapi tanpa mereka kita tidak akan bisa. Contoh yang lebih
luas, "Bisakah kita berdagang tanpa ada pembeli!? Bisakah kamu jadi persiden jika
tidak ada rakyat?"
Saya
yakin kamu pernah bermimpi buruk dan indah. Setelah bermimpi di pagi hari, kamu akan terbangun. Saya juga mengalami ini. Ada beberapa mimpi yang kadang
kita ingat dan ada juga yang terlupakan atau berlalu begitu saja.
Kalau melihat kembali diri kita, "Apakah masa kecil dan sesuatu yang sudah kamu
lalui masa kecil semuanya kamu ingat?" Saya yakin tidak, hanya sesuatu yang
menyentuh emosi dan kamu anggap sesuatu yang luar biasa bisa diingat. Begitu
juga dengan hidup kita, berlalu begitu saja dan tidak ada yang abadi. Pernah kalian berpikir hidup kita diatur oleh waktu? Waktulah yang menjadi
tolak ukur usaha dan batasan hidup kita. Di dunia ini tidak ada yang abadi dan semuanya akan musnah. Ketika terlahir kembali, kita seperti bermimpi. Semua akan berlalu begitu saja. Jika kamu perhatikan seorang bayi yang lahir, 70 tahun kemudian bayi itu akan mati begitu saja.
Saya menjadi ingat masa sekolah dulu,
sebenarnya awalnya sekali tidak tahu sekolah itu untuk apa. Hal itu menandakan tidak ada kemauan untuk sekolah. Karena suruhan dan ikut-ikutan, saya jadi
tahu sekolah. Ini sangat lama sekali berlalu bahkan sampai SMA, saya tidak
pernah menanyakan itu untuk apa. Dalam belajarpun, saya harus patuh pada suruhan
guru seperti membuat PR maupun TUGAS. Kalau dipikir-pikir kembali, saya melakukan itu agar
tidak dimarahi oleh guru atau hanya ingin mendapat nilai yang besar. Apa itu
kesadaran kita? Bahkan, saya akan melakukan apa saja seperti nyontek, Tanya teman, atau
menjatuhkan teman. Di rumahpun begitu, kata suruhan itu selalu menjadi alat
gerak untuk berbuat. Disuruh nyapu, nyabit dan lainnya. Pernahkah kita berfikir
untuk melakukan sesuatu dari niat dan kesadaran sendiri? Coba kamu dengarkan
dan renungkan kutipan kata-kata ini, “Kita sebenarnya sering berbuat berlawanan
dari hati kita, tidak ada kejujuran. Semuanya hanya sebuah
kepura-puraan/sandiwara."
Sebenarnya bumi adalah batasan tempat
kita hidup. Di bumi manusia berbuat, berprilaku, dan melakukan hubungan. Tanpa
sadar, kita sudah disediakan segalanya yang menjadi kebutuahan dan
keinginan kita. Kita harus sadar bahwa kita menjadi salah satu objek/benda dibumi. Akan tetapi, sayang
itu diluar pemikiran kita. Jika mencoba berpikir, sebenarnya kita sudah
terperangkap seperti ikan yang terpancing. Kemudian, akhirnya kita akan tertangkap
sengsara dan terpuruk dalam kematian. Seandainya saja kita bisa mengendalikan
diri dan bisa memanfaatkan yang ada dibumi dengan baik, itu tidak akan
terjadi. Kita semua sudah diberikan kesempatan untuk bisa memanfaatkan dan mencapai
harapan kita bersama. oleh sebab itu, lakukanlah secepatnya semasih ada
waktu!
Sebenarnya
kita sudah sangat bersyukur karena semua sudah tersedia. Tanpa disadari, sebenarnya
dari baru lahir kita sudah mendapat pelayanan hidup, yakni orang tua yang mengasuh
kita, guru yang megajar, teman yang mengigatkan, dan lingkungan memberikan
kebutuhan kita. Semua orang dari lahir mengalami ini. Seiring waktu dan umur
kita, kejadian ini akan bergilir ganti. Kita tidak terlepas dari hubungan
sosial. Lihatlah dirimu, "Bisakah kamu sekolah tanpa orang tuamu?" Sebaliknya, nanti juga kamu akan menjadi orang tua. Seharusnya bukan hanya orang tua selalu
memberikan yang terbaik buat anaknya, tetapi kita semua sebagai
manusia harus saling melayani. Sebab, pada dasarnya kebutuhan dan harapan kita
adalah sama. Alangkah bahagianya hidup ini jika kita saling melayani, mengerti,
dan saling bahu membahu. oleh sebab itu, Kemiskinan dan kecemburuan sosial akan musnah.
Saya punya pertanyaan yang unik, "Pernahkah kita terbangun jika kita tidak tidur!?" Begitu di sekolah, "Bisakah kamu juara satu jika tidak pernah belajar?" Kadang kita mengharapakan sesuatu
yang kita inginkan tanpa harus melakukan sesuatu. SEMUA ORANG MAU GRATIS, LALU
SIAPA MAU DI RUGIKAN? Sangat tidak wajar/tidak masuk akal ini bisa terjadi. Sebenarnya kebutuhan, harapan, dan masa depan kita, siapa yang menentukan? “
hanya diri kita, bukan orang lain.’’ Kalian jagan heran, "Kenapa orang itu bisa
sukses?" Kesadaran, niat, dan usahanyalah yang mewujudkan kesuksesan itu!. Sebenarnya hidup ini tidak hanya perlu pintar tetapi "SADAR, NIAT DAN DIBARENGI
DENGAN USAHA” semuanya bisa kita raih!
Sebenarnya, benar sekali hidup adalah sebuah
pilihan tetapi pilihan itu ditentukan oleh kita sendiri? Kapan dan bagaimana
cara kita? Semua orang takut sekali menderita, tetapi harus kalian ingat
penderitan dan kebahagiaan ada batasnya. Ini selalu bergulir seiring dengan
waktu dan keduanya punya takaran yang sama. Jangan terlalu meyalahkan nasib. Inilah pilihan sebagai manusia, "Mau
sengsara dulu atau kenikmatan dulu?" Kita tidak terlepas dari pilihan ini.
Semua
uraian di atas adalah refleksi hidup saya. Hampir semuanya sudah saya alami. Akan tetapi, ini adalah peringatan buat kita semua Karena saya yakin apa
yang saya alami adalah bagian kamu juga.
Made
Suranata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar