Senin, 30 Mei 2016

Pernahkah Kita Sadar “?”


Saya mencoba menulis sesuatu yang sudah kita alami bersama. Akan tetapi, mungkin kamu yang belum mengalami bisa lebih waspada dan siap menghadapi ini! Saya hanya ingin kita semua sadar, "Apa sebenarnya telah terjadi dalam kehidupan ini?"
Kamu pernah tertawa, sedih, marah, benci, kecewa, dan merasakan kebahagiaan. Semua orang mengalami ini. Pernahkah kalian berpikir bahwa itu terjadi karena orang lain? Coba kamu bayangkan ketika kamu hidup sendiri di dunia ini; tidak ada yang membuat kita tertawa, tidak ada yang membuat kita sedih, tidak ada yang bisa membuat kita marah, benci, iri, kecewa, dan juga sebaliknya tidak ada yang membuat kita bahagia! Cobalah lihat dirimu saat berada dalam satu keluarga! Jelas sekali semua terjadi karena ada suatu interaksi hubungan. Pada intinya, kita tidak bisa terlepas dari orang lain, walaupun kita berbeda dari fisik, karakter, dan keadaan, tetapi tanpa mereka kita tidak akan bisa. Contoh yang lebih luas, "Bisakah kita berdagang tanpa ada pembeli!? Bisakah kamu jadi persiden jika tidak ada rakyat?"
Saya yakin kamu pernah bermimpi buruk dan indah. Setelah bermimpi di pagi hari, kamu akan terbangun. Saya juga mengalami ini. Ada beberapa mimpi yang kadang kita ingat dan ada juga yang terlupakan atau berlalu begitu saja.
Kalau melihat kembali diri kita, "Apakah masa kecil dan sesuatu yang sudah kamu lalui masa kecil semuanya kamu ingat?" Saya yakin tidak, hanya sesuatu yang menyentuh emosi dan kamu anggap sesuatu yang luar biasa bisa diingat. Begitu juga dengan hidup kita, berlalu begitu saja dan tidak ada yang abadi. Pernah kalian berpikir hidup kita diatur oleh waktu? Waktulah yang menjadi tolak ukur usaha dan batasan hidup kita. Di dunia ini tidak ada yang abadi dan semuanya akan musnah. Ketika terlahir kembali, kita seperti bermimpi. Semua akan berlalu begitu saja. Jika kamu perhatikan seorang bayi yang lahir,  70 tahun kemudian bayi itu akan mati begitu saja.
          Saya menjadi ingat masa sekolah dulu, sebenarnya awalnya sekali tidak tahu sekolah itu untuk apa. Hal itu menandakan tidak ada kemauan untuk sekolah. Karena suruhan dan ikut-ikutan, saya jadi tahu sekolah. Ini sangat lama sekali berlalu bahkan sampai SMA, saya tidak pernah menanyakan itu untuk apa. Dalam belajarpun, saya harus patuh pada suruhan guru seperti membuat PR maupun TUGAS. Kalau dipikir-pikir kembali, saya melakukan itu agar tidak dimarahi oleh guru atau hanya ingin mendapat nilai yang besar. Apa itu kesadaran kita? Bahkan, saya akan melakukan apa saja seperti nyontek, Tanya teman, atau menjatuhkan teman. Di rumahpun begitu, kata suruhan itu selalu menjadi alat gerak untuk berbuat. Disuruh nyapu, nyabit dan lainnya. Pernahkah kita berfikir untuk melakukan sesuatu dari niat dan kesadaran sendiri? Coba kamu dengarkan dan renungkan kutipan kata-kata ini, “Kita sebenarnya sering berbuat berlawanan dari hati kita, tidak ada kejujuran. Semuanya hanya sebuah kepura-puraan/sandiwara."
          Sebenarnya bumi adalah batasan tempat kita hidup. Di bumi manusia berbuat, berprilaku, dan melakukan hubungan. Tanpa sadar, kita sudah disediakan segalanya yang menjadi kebutuahan dan keinginan kita. Kita harus sadar bahwa kita menjadi salah satu objek/benda dibumi. Akan tetapi, sayang itu diluar pemikiran kita. Jika mencoba berpikir, sebenarnya kita sudah terperangkap seperti ikan yang terpancing. Kemudian, akhirnya kita akan tertangkap sengsara dan terpuruk dalam kematian. Seandainya saja kita bisa mengendalikan diri dan bisa memanfaatkan yang ada dibumi dengan baik, itu tidak akan terjadi. Kita semua sudah diberikan kesempatan untuk bisa memanfaatkan dan mencapai harapan kita bersama. oleh sebab itu, lakukanlah secepatnya semasih ada waktu!
          Sebenarnya kita sudah sangat bersyukur karena semua sudah tersedia. Tanpa disadari, sebenarnya dari baru lahir kita sudah mendapat pelayanan hidup, yakni orang tua yang mengasuh kita, guru yang megajar, teman yang mengigatkan, dan lingkungan memberikan kebutuhan kita. Semua orang dari lahir mengalami ini. Seiring waktu dan umur kita, kejadian ini akan bergilir ganti. Kita tidak terlepas dari hubungan sosial. Lihatlah dirimu, "Bisakah kamu sekolah tanpa orang tuamu?" Sebaliknya, nanti juga kamu akan menjadi orang tua. Seharusnya bukan hanya orang tua selalu memberikan yang terbaik buat anaknya, tetapi kita semua sebagai manusia harus saling melayani. Sebab, pada dasarnya kebutuhan dan harapan kita adalah sama. Alangkah bahagianya hidup ini jika kita saling melayani, mengerti, dan saling bahu membahu. oleh sebab itu, Kemiskinan dan kecemburuan sosial akan musnah.
          Saya punya pertanyaan yang unik, "Pernahkah kita terbangun jika kita tidak tidur!?" Begitu di sekolah, "Bisakah kamu juara satu jika tidak pernah belajar?" Kadang kita mengharapakan sesuatu yang kita inginkan tanpa harus melakukan sesuatu. SEMUA ORANG MAU GRATIS, LALU SIAPA MAU DI RUGIKAN? Sangat tidak wajar/tidak masuk akal ini bisa terjadi. Sebenarnya kebutuhan, harapan, dan masa depan kita, siapa yang menentukan? “ hanya diri kita, bukan orang lain.’’ Kalian jagan heran, "Kenapa orang itu bisa sukses?" Kesadaran, niat, dan usahanyalah yang mewujudkan kesuksesan itu!. Sebenarnya hidup ini tidak hanya perlu pintar tetapi "SADAR, NIAT DAN DIBARENGI DENGAN USAHA” semuanya bisa kita raih!
 Sebenarnya, benar sekali hidup adalah sebuah pilihan tetapi pilihan itu ditentukan oleh kita sendiri? Kapan dan bagaimana cara kita? Semua orang takut sekali menderita, tetapi harus kalian ingat penderitan dan kebahagiaan ada batasnya. Ini selalu bergulir seiring dengan waktu dan keduanya punya takaran yang sama. Jangan terlalu meyalahkan nasib. Inilah pilihan sebagai manusia, "Mau sengsara dulu atau kenikmatan dulu?" Kita tidak terlepas dari pilihan ini.
Semua uraian di atas adalah refleksi hidup saya. Hampir semuanya sudah saya alami. Akan tetapi, ini adalah peringatan buat kita semua Karena saya yakin apa yang saya alami adalah bagian kamu juga.


Made Suranata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar