Minggu, 15 Mei 2016

Tidak Sengaja Datang, Eh.. Malah Kecantol

Juliasih

Awal datang kemari (Yayasan Pacung), saya bukan bermaksud menjadi pembina atau mencari sebuah ilmu. Bukan, bukan itu. Saya datang kemari untuk satu tujuan, yaitu mengunjungi pacar, yang sekarang sudah menjadi suami saya.  Ketika itu, suami saya sudah menjadi pembina di sana. Sebut saja, namanya, Angga. Lama-lama entah terkena sihir apa, saya langsung tertarik dengan cara mengajar dan semua tentang pasraman. Seolah hati saya berkata,"Inilah tempat saya, inilah tempat impian saya." Jujur, tidak ada satu pun sekolah yang seperti ini.  Saya pernah menjadi seorang guru honor di sebuah sekolah negeri. Di sana, administrasi menjadi hal yang penting. Namun, jarang digunakan. Saya pernah mencoba membuat inovasi belajar yang kiranya akan membuat anak lebih semangat belajar, tetapi terbentur biaya. Saya adalah guru honor yang mendapat gaji kurang dari tiga ratus ribu. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari saja masih bingung. Apalagi menutupi biaya bahan mengajar yang lumayan menguras kantong. Seolah dikebiri sebelum berkembang. Bisa saya analogikan seperti itu.
            Saat menginjakkan kaki di pasraman, saya merasa akan bisa mengeksplor dan mencoba banyak hal tanpa takut terbentur biaya lagi. Di pasraman juga banyak sekali peralatan berdrama, tari, melukis, mainan, alat peraga, dan banyak lagi yang lainnya yang bisa digunakan. Ini sungguh membuat saya serasa di surga.
            Hampir 2 tahun sudah, saya bekerja di sini. Banyak hal yang berubah di dalam diri saya. Misalnya, dulu saya tidak suka bahasa Inggris, matematika, dan sejarah. Tetapi, sekarang itu menjadi favorit saya. Dulu saya membenci semua itu karena memang tidak mengerti dan tidak terlalu pandai menghitung serta berbicara bahasa Inggris. Pasraman memfasilitasi dengan sedemikian rupa hingga membuat saya paham bahkan sampai tertarik dengan itu semua. Selain ilmu pengetahuan, hal lain yang saya dapat adalah cara-cara mendidik anak, bagaimana menangani anak-anak saat sudah mulai bandel. Itu saya dapatkan ketika mendapat kesempatan mengajar di Paud. Sungguh pengalaman yang berharga. Beberapa pengetahuan tentang mendidik juga saya terapkan di rumah, terutama untuk anak saya ,Tantri.
Berawal dari ketidaksengajaan, saya telah menemukan hidup saya, di sini. Kebetulan yang menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar